SEMUA BERAWAL DARI... (kata itu diberi nama CINTA)

DIsarankan ...

aaaku. Powered by Blogger.

PROLOG

Tri Sulistyo Sebelumnya aku sampekan maap se-gede2-nya, kalo mungkin aja tulisan ato postingan banyak dari copas punya senior2 dan aku lupa ambilnya. Hingga gak aku cantumin sumbernya. Cuman satu yang aku yakinin bila bila senior semua ikhlas...

Solusi Internet Flexi yang Sering Time Out :

Mungkin trik ini sudah ada sebelumnya, tapi belum ada yang menjelaskannya secara spesifik bagaimana trik ini bekerja. Tutorial ini dilatarbelakangi oleh kenyataan pahit yang saya hadapi sendiri sebagai salah satu pengguna FlexiNet (internet unlimited harian).

Teknologi internet Flexi mengusung CDMA 2000x1, secara teori dapat mengirim data dengan download max 153,3 kbps dan upload kira-kira max 60 kbps (bedakan dengan 1 byte = 8 bit). Tetapi pada kenyatannya speed itu tidak dapat dicapai dengan berbagai faktor seperti: traffic, shaping dari ISP, signal ataupun jaringan yang digunakan. Saya sebagai pengguna Flexi dari berbagai tes yang sudah dilakukan kisaran speed untuk Flexi adalah download 120-130 kbps dan uploadnya 40-50 kbps dan dengan sering sekali time out(terputus). Dan bagi saya yang tinggal di pinggiran (kalau tidak mau disebut kampung, hehe) speed itu sudah sangat cukup dibandingkan dengan operator GSM yang menggusung teknologi GPRS dan EDGE dimana speed yang didapat maksimal hanya 60 kbps. (walaupun ada yang lebih tinggi lagi).

Speed yang didapat dari Flexi itu tidak menjamin kita dapat melakukan surfing di dunia maya dengan nyaman. Seringkali kita mendapati pesan time out berulang-ulang pada saat membuka halaman situs. Bahkan beberapa kasus yang saya alami sendiri harus melakukan proses disconnect terlebih dahulu dan mulai mencoba koneksi lagi. Tetapi yang menjadi tanda tanya buat saya sampai sekarang adalah, kenapa kalau kita melakukan proses download dengan IDM (Internet Download Manager), Flexi dapat melakukan proses transfer data secara stabil dikisaran 112 hingga 150 kbps? Berbagai trik merombak browser Firefox dn utek-utek registry Windows telah saya uji coba, juga berbagai macam software peningkat koneksi internet sudah dicoba tetapi masalah ini tetap sering terjadi walaupun tidak selamanya terjadi. Biasanya penyakit ini kumat saat pukul 14.00 - 23.00, dan melewati jam tersebut koneksi internet Flexi cenderung stabil walaupun tidak semestinya seperti itu.

Dengan bantuan ISP lain dari Smart Telecom yang koneksi browsingnya cukup stabil, saya mulai berselancar di dunia maya mencari solusi masalah Flexi ini hingga saya dapat menemukan solusinya. Menurut saya, ternyata logikanya sangat gampang, PING Flexi tidak bagus pada saat melakukan transfer data dan itulah sebabnya saat dipakai browsing sangat lambat, sedangkan pada saat download dengan bantuan IDM masalah itu dapat diatasi oleh IDM karena sifatnya lebih banyak menerima data (RX) sedangkan pada saat browsing disamping RX yang diperlukan ternyata TX (mengirim permintaan) sangat menentukan. Inilah masalah yang dihadapi sebagian besar pengguna Flexi pada waktu-watu tertentu. Permintaan data lambat sehingga proses browsing menjadi terganggu hingga akhirnya time out.



Untuk mengakali masalah itu kita harus mengusahakan ping dapat terus berjalan dengan baik jangan sampai idle. Berikut tahapannya :
Buka jendela CMD, (ketikkan CMD pada menu RUN : Win + R), lalu pada jendela CMD ketikkan ipconfig/all lalu enter.
Cari koneksi Flexi anda dan perhatikan berapa DNS server yang dipakai Flexi, sebagai contoh saya menggunakan DNS Primary 202.134.1.10. Nilai DNS itulah yang akan kita gunakan pada langkah berikutnya. Ingat jangan ditutup jendela CMD ini dan biarkan terbuka, kalau ingin menghilangkan dari tampilan desktop cukup di minimize saja (kalau ping pada DNS Primary tidak bagus anda dapat mencoba menggunakan DNS Secondary). Dalam contoh ini saya menggunakan DNS default milik Flexi, tapi anda bisa juga menggunakan Open DNS atau juga DNS Publik milik Google. Pilih yang terbaik menurut anda.



Langkah berikutnya adalah kembali mengetikkan perintah pada RUN (win xp) dan pada Search Programs and Files (Win 7). Ketikkan ping (spasi) (Server DNS) (spasi) -t. Contoh: ping 202.134.1.10 -t dan tekan enter.
Proses ping berlangsung dan akan terus memaksa berlangsung, kalau terjadi time out akan di-request lagi, sehingga dengan cara ini koneksi internet sulit tidak akan idle bahkan time out karena proses ping akan terus berjalan walaupun anda tidak melakukan proses RX dan TX. (Ingat jendela PING CMD ini jangan ditutup biarkan dia terbuka sehingga proses ping terus berjalan). Cukup diminimize saja.



Saat mengunakan trik ini, menggunakan Flexi sebagai sarana ISP dalam kegiatan browsing saya tidak pernah mengalami time out pada saat membuka suatu halaman situs. Saya kini juga dapat membuka banyak tab sekaligus tanpa ragu-ragu halaman gagal dimuat. Sebelum melakukan trik ini jangankan banyak tab, satu halaman saja sulit untuk dibuka. Trik ini berguna juga untuk mencegah koneksi Dial-Up yang sering disconect.

Mengharap Surga dengan RAMBUT


MEMILIKI rambut indah memang menjadi idaman setiap wanita. Hitam pun tak lagi menjadi warna dominan pada rambut. Demi membuat tampilan lebih menarik banyak wanita mengubah warna rambutnya.

Perbuatan ini terutama banyak dilakukan oleh orang-orang yang sudah tumbuh uban. Mereka menyemir rambut yang sudah putih itu dengan bahan penghitam rambut, sehingga orang tidak mengerti kalau dia telah ubanan
Ups, jangan terburu-buru menyemir rambut dengan warna hitam.

Memang, nabi Muhammad sendiri membolehkan menyemir rambut asalkan tidak dengan warna hitam. Bahkan dalam hadis riwayat Abu Dawud dijelaskan, ’’Kelak pada akhir zaman akan ada kaum yang menyemir (rambutnya) dengan (bahan) hitam seperti tembulon burung merpati, mereka tidak akan mencium bau surga.’’

Rasulullah sendiri memilih menyemir ubannya dengan daun pacar. Warna yang dipilih cenderung kuning dan kemerah-merahan. Yang pasti tidak hitam.  Daun pacar atau yang juga disebut henna memiliki nama ilmiah Lawsonia Inermis, termasuk anggota tanaman dari Famili Lythraceae.

Henna telah dikenal cukup lama dalam dunia Arab dan Islam, berkembang secara luas di wilayah Iran, India dan Sudan.
Bahkan sebetulnya sudah ditemukan sejak jaman Mesir kuno.

Cegah Keputihan

Tanaman ini tingginya bisa mencapaii 4 meter. Batangnya berkayu, berduri, daun tunggal duduk berhadapan dan berbentuk bulat telur. Bagian  pohon yang bisa digunakan antara lain daun, minyak, bunga, dan akar. Selain untuk pewarna rambut dan kuku tanaman ini juga berkhasiat untuk mencegah keputihan, nyeri haid, sakit kuning dan mengobati cantengen.

Saat ini daun pacar sebagai salah satu bahan pewarnaan rambut tampil lebih varatif yakni serbuk, cair dan pasta. Peruntukannya pun menurut manager Khasanah Busana Muslim Al Fath, Yani tak lagi sebatas memberikan tampilan berbeda pada rambut tetapi juga kuku. Warnanya pun  beragam. ”Mulai dari cokelat, merah sampai dengan burgundy,’’ kata dia.

Untuk yang berbentuk cair cara pemakaiannya lebih praktis. Tinggal dioleskan saja, dan tunggu selama beberapa saat. Ini berlaku juga untuk daun pacar yang sudah diolah hingga berbentuk pasta. Untuk serbuk, perlu ditambahkan air. 
”Agar hasil lebih maksimal perlu ditambahkan air teh yang sudah didiamkan semalaman,’’ kata Yani.

Proses pendiaman, kata dia, berbeda antara rambut dan kuku. Untuk pewarnaan kuku, proses pendiaman cukup dilakukan selama 30 menit. Sementara untuk rambut proses tersebut berlangsung selama dua jam. ”Baru setelah itu dibilas dengan air. Untuk rambut saat membilas tak perlu menggunakan sampo,’’ terang dia.

Hal lain yang bisa dilakukan dengan daun pacar adalah untuk melukis tangan. Untuk yang satu ini diperlukan cetakan berbentuk ukiran yang ditempel di tangan. Baru kemudian daun pacar tersebut dioleskan mengikuti lubang pada cetakan. (Roosalina-41)
(/


Hadist Rasululloh :
Seiring berjalannya waktu rambut di kepala dan jenggot tak terasa memutih. Menyikapi fenomena ini sebagian orang berinisiatif untuk menyemir rambutnya. Tak sedikit yang memilih warna hitam. Apakah hal ini dibolehkan?

إِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak menyemir uban. Oleh karena itu selisihilah mereka” (HR Bukhari no 3275 dan Muslim no 80)
Hadits ini adalah yang menunjukkan adanya anjuran untuk mengubah warna uban dengan yang lainnya dalam rangka menyelisihi orang-orang Yahudi yang memiliki ciri khas tidak mau mengubah warna uban.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ أُتِىَ بِأَبِى قُحَافَةَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ وَرَأْسُهُ وَلِحْيَتُهُ كَالثَّغَامَةِ بَيَاضًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « غَيِّرُوا هَذَا بِشَىْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ ».
Dari Jabir bin Abdillah, Abu Quhafah (bapak dari Abu Bakr, pent) didatangkan ke hadapan Nabi saat Fathu Makkah dalam kondisi rambut kepala dan jenggotnya putih semua bagaikan tsaghomah (pohon yang daun dan bunganya berwarna putih, pent). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Ubahlah uban ini dengan sesuatu namun jauhilah warna hitam” (HR Muslim no 5631).

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ فِى آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لاَ يَرِيحُونَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ ».
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di akhir zaman nanti akan ada sekelompok orang yang menyemir rambutnya dengan warna hitam bagaikan tembolok burung dara. Mereka tidak akan mencium bau surga” (HR Abu Daud no 4212, dinilai shahih oleh al Albani).
 

walau tidak bisa beramal...

Seorang lelaki badui (Arab pedesaan) datang kepada Nabi SAW dan bertanya, "Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat datang?"
            "Apakah yang kamu persiapkan untuk menghadapinya?" Beliau balik bertanya.
            Lelaki itu menjawab, "Tidak ada sesuatu (persiapan khusus), kecuali kecintaanku kepada Allah dan RasulNya…"
            Dengan tersenyum, Nabi SAW memberi jawaban singkat, "Kamu bersama orang yang kamu cintai…"
            Orang tersebut berlalu dengan gembira.
            Sahabat Anas bin Malik yang saat itu hadir dalam perbincangan tersebut dan meriwayatkan kisah ini berkata, "Tidaklah kami bergembira seperti gembiranya kami mendengar sabda Nabi SAW yang sangat singkat tersebut, yakni : 'Kamu bersama orang yang kamu cintai'."
            Dan Anas berkata lagi, "Saya cinta kepada Nabi SAW, Abu Bakar dan  Umar, dan saya berharap bisa bersama mereka karena kecintaanku ini, walau tidak bisa beramal seperti amalan mereka."

Kisah Kesabaran

Walau harus kehilangan satu kaki dan satu anak, namun Urwah tetap sabar. la malah bersyukur karena Allah ma­sih menyisakan satu kaki dan anak-anaknya yang lain. Subhanallah, kesabarannya ini tentu patut diteladani.

ABU Abdillah atau Urwah bin Zubair bin AI Awwam adalah di antara sederet tabiin yang me­miliki kucuran mata air hikmah untuk generasi umat sesudah beliau. Adik dari Abdullah bin Zubair ini memberikakan pelajaran tentang nilai se­buah kesabaran.

Suatu hari cucu Abu Bakar Ash Shiddiq ini mendapat tugas untuk menemui Khalifah AI Walid bin ‘Abdil Malik di ibukota kekhali­fahan, yaitu Damaskus di negeri Syam. Bersama dengan rom­bongan, Urwah akan menem­puh perjalanan dari Madinah menuju Damaskus yang saat ini menjadi negara Yordania.

Ketika melewati Wadil Qura, sebuah daerah yang be­lum jauh dari Madinah, telapak kaki kiri beliau terluka. Tabiin yang lahir pada tahun 23 Hijriyah ini menganggap lukanya biasa. Ternyata, luka tersebut menanah dan terus menjalar ke bagian atas kaki Urwah.

Setibanya di istana AI Walid, luka di kaki kiri Urwah tersebut sudah mu­lai membusuk hingga betis. Urwah pun mendapatkan pertolongan dari Khali­fah AI Walid yang memerintahkan sejumlah dokter untuk memberikan perawatan.

LUKA DI KAKI
Setelah rnelalui beberapa peme­riksaan, para dokter yang memeriksa salah seorang murid dari Aisyah binti Abu Bakar ini mempunyai satu kesimpulan. Kaki kiri Urwah harus diamputasi agar luka yang membusuk tidak terus menjalar ke tubuh. Urwah menerima keputusan tim dokter ini dan dimulailah operasi amputasi. Seorang dokter menyuguhkan Ur­wah semacam obat bius agar operasi amputasi tidak terasa sakit. Saat itu, Urwah meno­lak dengan halus.

Beliau mengatakan, "Aku tidak akan me­minum suatu obat yang menghilangkan akalku sehingga aku tidak lagi mengenal Allah, walaupun untuk sesaat."

Mendengar itu, para dokter pun menjadi ragu untuk melakukan amputasi. Saat itu juga, Urwah mengatakan, "Si­lakan kalian potong kakiku. Selama ka­lian melakukan ope­rasi, aku akan salat agar sakitnya tidak sempat kurasakan."

Melihat pengala­man yang tidak meng­enakkan dari seorang cucu sahabat terkenal itu, Khalifah AI Walid menghampiri Urwah yang masih terbaring. la mencoba untuk menghibur. Tapi, de­ngan senyum, Urwah meng­ucapkan sebuah kalimat, "Ya Allah, segala puji hanya untuk­ Mu. Sebelum ini, aku memiliki dua kaki dan dua tangan, kemudian Eng­kau ambil satu. Alhamdulillah Engkau masih menyisakan yang lain. Dan walaupun Engkau telah memberikan musibah kepadaku, namun masa sehatku masih lebih panjang dari hari-hari sakit ini. Se­gala puji hanya untuk-Mu atas apa yang telah Engkau ambil dan atas apa yang telah Engkau berikan kepadaku dari masa sehat."

ANAK MENINGGAL
Mendengar itu, Khalifah AI Walid ber­kata, "Belum pernah sekalipun aku me­lihat seorang tokoh yang kesabarannya seperti dia."

Beberapa saat setelah itu, tim dokter memperlihatkan potongan kaki yang di­amputasi itu kepada Urwah. Melihat po­tongan kakinya, beliau mengatakan, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengeta­hui, tidak pernah sekalipun aku melang­kahkan kakiku itu ke arah kemaksiatan."

Ujian yang Allah berikan kepada Ur­wah tidak sampai di situ. Malam itu juga, bersamaan dengan telah selesainya op­erasi pemotongan kaki, Urwah mendapat kabar bahwa salah seorang putra beliau yang bernama Muhammad, putra kesaya­ngannya, meninggal dunia. Muhammad meninggal karena sebuah kecelakaan: di­tendang oleh kuda sewaktu sedang ber­main-main di dalam kandang kuda.

Dalam keheningan malam itu, Urwah berucap pada dirinya sendiri, "Segala puji hanya milik Allah, dahulu aku memiliki tujuh orang anak, kemudian Engkau ambil satu dan masih Kau sisakan enam. Walau­pun Engkau telah memberikan musibah kepadaku, hari-hari sehatku masih lebih panjang dari masa pembaringan ini. Dan walaupun Engkau telah mengambil salah seorang anakku, sesungguhnya Engkau masih menyisakan yang lain."

Syeh Jangkung

Syeh Jangkung ketika Kecil Sangat Nakal

SIAPA sebenarnya Saridin itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, warga Pati dan sekitarnya mungkin bisa membaca buku Babad Tanah Jawa yang hidup sekitar awal abad ke-16. Sebab, menurut cerita tutur tinular yang hingga sekarang masih diyakini kebenarannya oleh masyarakat setempat, dia disebut-sebut putra salah seorang Wali Sanga, yaitu Sunan Muria dari istri bernama Dewi Samaran.

Siapa wanita itu dan mengapa seorang bayi laki-laki bernama Saridin harus dilarung ke kali? Konon cerita tutur tinular itulah yang akhirnya menjadi pakem dan diangkat dalam cerita terpopuler grup ketoprak di Pati, Sri Kencono. Cerita babad itu menyebutkan, bayi tersebut memang bukan darah daging Sang Sunan dengan istrinya, Dewi Samaran.

Terlepas sejauh mana kebenaran cerita itu, dalam waktu perjalanan cukup panjang muncul tokoh Branjung di Desa Miyono yang menyelamatkan dan merawat bayi Saridin hingga beranjak dewasa dan mengakuinya sebagai saudaranya. Cerita pun merebak. Ketika masa mudanya, Saridin memang suka hidup mblayang (berpetualang) sampai bertemu dengan Syeh Malaya yang dia akui sebagai guru sejati.

Syeh Malaya itu tak lain adalah Sunan Kalijaga. Kembali ke Miyono, Saridin disebutkan telah menikah dengan seorang wanita yang hingga sekarang masyarakat lebih mengenal sebutan ''Mbokne (ibunya) Momok" dan dari hasil perkawinan tersebut lahir seorang anak laki-laki yang diberi nama Momok.

Sampai pada suatu ketika antara Saridin dan Branjung harus bagi waris atas satu-satunya pohon durian yang tumbuh dan sedang berbuah lebat. Bagi waris tersebut menghasilkan kesepakatan, Saridin berhak mendapatkan buah durian yang jatuh pada malam hari, dan Branjung dapat buah durian yang jatuh pada siang hari.

Kiasan

Semua itu jika dicermati hanyalah sebuah kiasan karena cerita tutur tinular itu pun melebar pada satu muara tentang ketidakjujuran Branjung terhadap ibunya Momok. Sebab, pada suatu malam Saridin memergoki sosok bayangan seekor macan sedang makan durian yang jatuh.

Dengan sigap, sosok bayangan itu berhasil dilumpuhkan menggunakan tombak. Akan tetapi, setelah tubuh binatang buas itu tergolek dalam keadaan tak bernyawa, berubah wujud menjadi sosok tubuh seseorang yang tak lain adalah Branjung.

Untuk menghindari cerita tutur tinular agar tidak vulgar, yang disebut pohon durian satu batang atau duren sauwit yang menjadi nama salah satu desa di Kecamatan Kayen, Durensawit, sebenarnya adalah ibunya Momok, tetapi oleh Branjung justru dijahili.

Terbunuhnya Branjung membuat Saridin berurusan dengan penguasa Kadipaten Pati. Adipati Pati waktu itu adalah Wasis Joyo Kusumo yang harus memberlakukan penegakan hukum dengan keputusan menghukum Saridin karena dinyatakan terbukti bersalah telah membunuh Branjung.

Meskipun dalam pembelaan Saridin berulang kali menegaskan, yang dibunuh bukan seorang manusia tetapi seekor macan, fakta yang terungkap membuktikan bahwa yang meninggal adalah Branjung akibat ditombak Saridin.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, dia harus menjalani hukuman yang telah diputuskan oleh penguasa Pati.

Pulang

Sebagai murid Sunan Kalijaga yang tentu mempunyai kelebihan dan didorong rasa tak bersalah, kepada penguasa Pati dia menyatakan telah punya istri dan anak. Karena itu, dia ingin pulang untuk menengok mereka.

Pesan Nabi Khidir a.s.

Nabi Khidir a.s. adalah nabi yang amat misterius. Pelajarannya pun sangat misterius. Demikian pula cara berdakwahnya yang berbeda dengan cara berdakwah nabi-nabi yang lain. Hal-hal misterius juga terjadi pada orang-orang yang berupaya bertemu dengannya. Oleh karena itu, tidak aneh bila orang yang menerima pelajarannya pun terkadang menjadi bingung. 

Pelajaran Nabi Khidir a.s. berupa ilmu hakikat. Bentuk pelajarannya adalah ijmak dan kias. Makna pelajarannya sangat dalam. Hal yang menjadikan pelajarannya misterius adalah cara penyampaiannya yang terkesan aneh dan seakan-akan tidak pada tempatnya. Oleh sebab itulah, terkadang pelajarannya justru tidak disadari oleh orang yang belajar kepadanya. Memang pelajaran Nabi Khidir a.s. ditujukan bagi khaas dan khawas. Hanya kepada orang-orang yang mampu menerimanya Nabi Khidir a.s. memberikan pelajarannya. Seandainya kita dapat mengikuti pelajarannya, kita hanya dapat mengikuti sebagian kecil saja diantaranya. Itu pun setelah kita mulai mempelajarinya dengan kepasrahan total.

Nabi Khidir a.s. menyampaikan pelajarannya melalui perbuatan isyarat dan kias. Dalam mempelajarinya diperlukan pemikiran yang lebih dalam dan penelaahan yang serius melalui pencermatan dan perenungan terhadap pelajaran itu. Orang-orang yang belum mencapai kelas Nabi Khidir a.s. pasti menolak pelajaran yang diberikan olehnya. Dan itulah yang sempat dilakukan oleh Nabi Musa a.s. Beliau menolak pelajaran Nabi Khidir beberapa kali karena bertentangan dengan isi hati nuraninya.

Saking tidak enaknya Nabi Musa karena terus-menerus kecele dan salah tafsir, akhirnya ia berkata “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku.” {QS. 18:76}. Namun rupanya lagi-lagi Nabi Musa melakukan kesalahan serupa, sehingga Nabi Khidir pun berkata: “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” {QS. 18:78}. Maka diberitahulah Nabi Musa oleh Nabi Khidir mengapa tadi sampai ia berbuat demikian {QS. 18:79-82}.
Ketika hendak berpisah, Nabi Musa a.s. meminta agar Nabi Khidir a.s. memberikannya wasiat. Nabi Khidir memenuhi permintaan Nabi Musa ini [Permintaan wasiat ini beberapa diantaranya dikisahkan dalam kitab Al-Bidayah Wan Nihayah juz 1 (hlm. 329) dan Ihya’ Ulumuddin juz IV (hlm. 56)]. Berikut beberapa isi wasiatnya:
  1. Jadikanlah pakaianmu itu bersumber dari zikir yang berbuah fakir. Perbanyaklah amal kebajikan. Terimalah ilmu yang tidak disampaikan dengan pembicaraan. Suatu hari nanti kamu tidak bisa mengelak dari kesalahan karena akalmu melanggar larangan-Nya. Oleh karena itu, pintalah ridha Allah swt.
  2. Janganlah selalu menyalahkan orang lain, jangan suka berdebat tentang hal-hal yang tidak perlu, sampaikan ilmumu kepada orang lain yang berhak menerima dengan ikhlas, dan pelajari ilmu-ilmu yang belum kamu pahami.
  3. Kurangilah usaha duniawi. Terbukalah kepada siapa saja secara lahir dan batin. Bersikaplah arif kepada semua makhluk terutama manusia, karena sifat arif menjadi rahmat bagi alam semesta. Apabila datang orang bodoh mencacimu, hadapilah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hati.
  4. Tahanlah hawa nafsumu dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Bersikaplah sabar dalam menerima semua ketentuan dari-Nya. Berantaslah kejahilan serta perbanyaklah bersyukur kepada Allah swt.
  5. Hiasi wajahmu dengan keceriaan, hiasi kalbumu dengan keikhlasan, dan hiasi jiwamu dengan ketabahan serta kepasrahan. 

Sumber: M. Ali. 2011. Rahasia Makrifat Nabi Khidir. Bandung: Oase Publishing House.

Biografi Nabi Khidir

Banyaknya tokoh-tokoh sufi serta hamba Allah yang bergelar Walisanga pun menurut riwayat pernah bertemu dengan Nabi Khidir as ini. Beliau seorang anak cucu Nabi Adam as yang ditangguhkan kematiannya.
Dalam blog kisah islami ini akan diceritakan pula pertemuan beberapa tokoh sufi dan para Nabi yang telah mendapatkan pelajaran berharga dari Nabi Khidir as.
Insya Alloh akan ditulis secara bertahap agar mudah dalam membacanya.

Keturunan Raja.

Dari sebuah riwayat dari Asabath, Ibnu Akatsir, dikisahkan oleh As-Sayyidi.
Nabi Kihidir adalah putera seorang raja yang sangat tekun melakukan ibadah kepadaAllah SWT. Ia melarikan diri dari keluarganya di istana karena tidak mau dikawinkan oleh ayahnya dengan seorang gadis yang disukai oleh semua sanak kerabatnya. Ia menolak perjodohan itu hingga selama kurang lebih satu tahun lamanya ia tidak pernah menjumpai calon istrinya.

Setelah raja mengetahui bahwa Khidir meninggalkan istana dan pergi ke suatu tempat, maka diperintahkanlah seluruh punggawa kerajaan untuk mencarinya.

Seluruh pelosok negeri yang menjadi kekuasaannya telah didatangi, namun pencarian itu sia-sia saja.
Khidir tidak pernah ditemukan lagi.

Nama Lain Nabi Khidir as.

Nabi Khidir memiliki nama lain, yaitu Khadir, Al-Khadir atau Al-Khidir.
Sebenarnya nama ini hanyalah gelar yang biasa disebut orang dan diidentikkan dengan nama Allah SWT yang menyerupai malaikat. Bisa diungkapkan sebagian orang kalau dia berkenan walaupun tidak semudah siapa yang menginginkan pertemuan dengannya.

IbnuAskir dan sahabat-sahabatnya meriwayatkan bahwa hamba Allah SWT ini digelari "Khidir" karena perubahan warna di sekitarnya menjadi kehijauan bila dia shalat di suatu tempat. Sementara itu, sahabat Nabi yang bernama Ikrimah meriwayatkan bahwa dia digelari Khidir karena bila dia duduk di suatu tempat maka cahaya di sekitar itu berubah menjadi kehijauan.

Sedangkan riwayat Imam Bukhari bahwa jika Nabi Khidir duduk di atas tumpukan jerami yang telah kering maka jerami tersebut akan menjadi hijau kembali.
Siapa Nabi Khidir as.
Dari beberapa sumber ulama yang menjelaskan nama-namanya ada yang memanggilnya Khidir.

Inilah beberapa pendapat tentang Asal usul Nabi Khidir.

1. Riwayat Ibnu Abbas.
Khidir adalah nama seorang cucu Nabi Adam as yang taat beribadah kepada ALlah SWT dan ditangguhkan ajalnya.
2. Kitab Fthul Bari, Al Bidayah wan Nihayah serta Ruhul Ma'ani.
Ibnu Khidir berasal dari Romawi sedangkan bapaknya keturunan bangsa Persi.
3. An-Nawawi.
Dari Al-Alusi menyebutkan bahwa Khidir adalah putera seorang raja.

Wallahu A'lam.  

Sejarah Haji (2)


MASA NABI MUHAMMAD SAW

1. Dari segi sejarah, ibadah haji seperti yang sekarang ini merupakan syariat yang dibawa oleh Nabi  Muhammad SAW, sebagai langkah memperbaharui dan menyambung ajaran Nabi Allah Ibrahim as. 
Ibadah haji mula diwajibkan ke atas umat Islam pada tahun ke-6 Hijrah, mengikuti turunnya QS Al-Imran 97, artinya : ….. mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
Pada tahun tersebut, Rasulullah SAW bersama-sama lebih kurang 1500 orang berangkat ke Makkah untuk menunaikan fardhu haji tetapi tidak dapat mengerjakannya karena dihalangi oleh kaum kafir Quraisy sehingga melahirkan satu perjanjian yang dinamakan Perjanjian Hudaibiah. Perjanjian itu membuka jalan bagi perkembangan Islam di mana pada tahun berikutnya ( tahun ke-7 Hijrah ), Rasulullah telah mengerjakan Umrah bersama-sama 2000 orang umat Islam. Pada tahun ke-9 Hijrah, barulah ibadah Haji dapat dikerjakan di mana Rasulullah SAW menyerahkan kepada Saidina Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk memimpin 300 orang umat Islam mengerjakan haji.

2. Rasulullah SAW mengerjakan haji
Nabi Muhammad SAW telah menunaikan fardhu haji sekali saja dan umroh 4 kali semasa hayatnya. Haji itu dinamakan Hijjatul Wada/ Hijjatul Balagh/ Hijjatul Islam atau Hijjatuttamam Wal Kamal kerana selepas haji itu tidak berapa lama kemudian beliau pun wafat. Beliau berangkat dari Madinatul Munawwarah pada hari Sabtu, 25 Zulqo’dah tahun 10 Hijrah bersama isteri dan sahabat-sahabatnya bersama kurang lebih 90,000 orang Islam. Setelah menginap satu malam di Zulhulaifah, sekarang dikenali dengan nama Bir Ali, 10 km dari Madinah, esoknya Nabi mengenakan pakaian ihram diikuti seluruh anggota rombongan. Mereka berjalan bersama-sama dengan pakaian putih yang sederhana, perlambang kesederhanaan dan persamaan yang amat jelas.
Dengan seluruh kalbu Muhammad SAW menengadahkan wajahnya kepada Tuhan sembari mengucapkan talbiyah sebagai tanda syukur atas nikmat karunia-Nya diikuti kaum muslimin di belakangnya: “Labbaik Allahumma Labbaik,Labbaika laa syarikka laka labbaik, Innal haamda wanni’mata laka wal mulk Laa syariika laka“, artinya : “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Nya, Ya Allah aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan kebesaran untuk-Mu semata-mata.Segenap kerajaan untuk-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu”.Di bawah sengatan matahari gurun, di padang pasir yang tidak dikenal banyak umat, bergerak arus manusia dan kafilah menuju satu titik. Mereka menyambut panggilan Nabi Ibrahim as beberapa abad silam. Tidak ada peristiwa yang membedakan seseorang dengan lainnya. Tidak pula perbedaan ras, bangsa atau warna kulit. Sesungguhnya, inilah pemandangan paling indah tentang asas persamaan bahwa semua makhluk sama di depan Tuhan. Yang membedakan, hanya kadar iman dan takwa seseorang. Mereka memenuhi seruan Nabi untuk saling mengenal, merajut kasih sayang, keikhlasan hati dan semangat ukhuwah islamiah. Dengan penuh kesabaran pula mereka menanti tibanya Haji Akbar, dan rasa rindu bertemu Baitullah, dengan jantung berdegup keras.
Pada tanggal 4 Dzulhijjah rombongan masuk Makkah, selanjutnya Nabi menuju Ka’bah, melakukan thawaf dan mencium Hajar Aswad. Sesudah tawaf, Nabi shalat dua rakaat di Maqam Ibrahim, lalu mencium Hajar Aswad untuk kedua kalinya. Kemudian menghadapkan wajahnya ke arah bukit Shafa, lalu lari-lari kecil antara bukit Shafa dan bukit Marwah. Di situ dimaklumatkan barangsiapa yang tidak membawa hadyu (ternak kurban untuk disembelih) hendaknya mengakhiri ihramnya (tahallul) dan menjadikan ibadah itu sebagai umrah. Awalnya maklumat itu dilaksanakan tanpa sepenuh hati. Nabi marah, sampai-sampai beliau kembali ke kemahnya. “Bagaimana aku tidak marah, aku menyuruh mereka melakukan sesuatu, tapi mereka tidak menaatiku,” jawab Nabi atas pertanyaan Aisyah. Namun akhirnya seluruh rombongan menyesali perbuatannya. Mereka segera ber-tahallul seperti yang dilakukan Fathimah putri Nabi, dan semua istrinya.
Hari ke-8 Zulhijjah yaitu Hari Tarwiyah, beliau pergi ke Mina bersama rombongannya. Selama satu hari melakukan shalat dan tinggal bersama kaumnya. Malamnya di saat sang fajar menyembul setelah Shalat Subuh, dengan menunggang untanya al-Qashwa’, tatkala matahari mulai tampak, beliau menuju Padang Arafah. Dalam perjalanan yang diikuti ribuan muslim yang mengucapkan talbiyah dan bertakbir, Nabi mendengarkan dan membiarkan mereka dalam kekhusyu’an. Pada tanggal 09 Zulhijjah yang jatuh pada hari Jumaat, Rasulullah SAW melakukan wukuf di Arafah. Ketika berada di perut wadi di bilangan Urana, masih di atas unta, Nabi berdiri dan berkhutbah di depan lebih 90.000 orang yang mengelilinginya. Itulah peristiwa bersejarah yang dikenal dengan julukan “Al-Hijjatul Wada” atau “Haji Perpisahan’. Peristiwa yang begitu mengesankan dan indah, serta merupakan khulasha (kesimpulan) ajaran Islam dan sunnahnya yang ia wariskan kepada masyarakat Islam. Khutbah berlangsung di bawah panas matahari yang mampu membakar ubun-ubun, dan didengarkan dengan khidmat. Kepada Umayyah bin Rabi’ah bin Khalaf diminta mengulang keras setiap kalimat yang beliau sampaikan, agar didengar di tempat yang jauh. Sore harinya, rombongan Rasulullah SAW bergerak ke arah Muzdalifah untuk bermalam di sana. Menjelang fajar, rombongan menuju ke Mina untuk melakukan pelemparan jumroh kubro (Aqabah), menyembelih ternak kurban. Kemudian menuju Baitullah untuk melaksanakan thawaf Ifadha’ dan kembali lagi ke Mina untuk melanjutkan pelemparan jumroh.
Catatan : melempar jumrah berawal dari mimpi Nabi Ibrahim as yang diperintah untuk menyembelih putranya Ismail as, dimana pada awalnya beliau tidak percaya akan mimpi itu, namun karena selalu datang berturut-turut, karena yakin akan kebenaran mimpi itu Ibrahim as melaksanakan perintah itu dengan membawa Ismail as melewati tiga tempat dimana beliau diganggu agar mengurungkan niatnya, namun atas petunjuk Allah diketahui bahwa mereka yang mengganggu adalah syetan, sampai Ibrahim as melempar batu di tiga tempat itu. Dalam rangkaian ibadah haji dikenal dengan Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah.
Rasulullah SAW telah menyempurnakan semua rukun dan wajib haji hingga tanggal 13 Zulhijjah. Dan pada tanggal 14 Zulhijjah, Rasulullah SAW berangkat meninggalkan Makkah Al-Mukarramah kembali menuju Madinah Al-Munawwarah.

PERISTIWA PADA MASA HIJJATUL WADA’
Di masa wukuf terdapat beberapa peristiwa penting yang bisa dijadikan pegangan dan panduan umat Islam terhadap suatu masalah, di antaranya adalah :

a.   Rasulullah SAW minum susu di atas unta supaya dilihat oleh orang ramai bahwa pada hari Arafah itu beliau tidak berpuasa, namun membolehkan umat Islam berpuasa sunat.

b. Seorang sahabat jatuh dari binatang tunganggannya lalu mati, Rasulullah SAW menyuruh supaya mayat itu dikafankan dengan 2 kain ihram dan tidak membenarkan kepalanya ditutup atau diwangikan jasad dan kafannya. Sabda beliau pada ketika itu bahawa Sahabat itu akan dibangkitkan pada hari kiamat di dalam keadaan berihram dan bertalbiyah.

c.   Rasulullah SAW menjawab pertanyaan seorang ahli Najdi : Apakah Haji itu?”. Beliau menjawab, artinya : Haji itu berhenti di Arafah. Siapa tiba di Arafah sebelum naik fajar 10 Zulhijjah maka ia telah melaksanakan haji.

d. Turunnya ayat suci Al-Quranul Karim surat Al-Maaidah ayat 3 : Al yauma akmaltu lakum diinakum, wa atmamtu ‘alaikum ni’matii, wa radhiitu lakumul islaama dinan …”, yang artinya : ” Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan aku telah ridha Islam itu menjadi agamamu ….“. (Ayat ini turun ketika Rasulullah SAW masih berada di atas onta beliau di kaki Jabal Rahmah, suatu bukit di padang Arafah)

Sejarah Haji (1)

MASA NABI IBRAHIM AS :

1. Sejarah Haji tidak bisa terlepas dari sejarah pembangunan Ka’bah seperti yang diperintahkan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim as.
Ketika Nabi Ibrahim as. selesai membangun Ka’bah, Allah SWT memerintahkannya untuk menyeru manusia agar melaksanakan haji.  Dalam hal ini, Allah SWT berfirman, artinya, “Serukanlah kepada seluruh manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Nabi Ibrahim as berkata kepada Allah SWT, Wahai Tuhan ! Bagaimana suaraku akan sampai kepada manusia yang jauh ?“, Allah SWT berfirman, Serulah ! Aku yang akan membuat suaramu sampai.



2. Kemudian Nabi Ibrahim as naik ke Jabal Qubays (sebuah bukit di selatan Ka’bah) dan memasukkan jari tangannya ke telinganya sambil menghadapkan wajahnya ke Timur dan Barat beliau berseru, Wahai sekalian manusia telah diwajibkan kepadamu menunaikan ibadah haji ke Baitul Atiq, maka sambutlah perintah Tuhanmu Yang Maha Agung. Seruan tersebut telah didengar oleh setiap yang berada dalam sulbi laki-laki dan rahim wanita. Seruan itu disambut oleh orang yang telah ditetapkan dalam ilmu Allah SWT bahwa ia akan melaksanakan haji, sampai hari Kiamat mereka berkata, LABBAIK ALLAAHUMMA LABBAIK, artinya, Telah saya penuhi panggilan-Mu, Ya Allah! Telah saya penuhi panggilan-Mu.


3. Seusai Nabi Ibrahim as menyeru manusia untuk melaksanakan haji, malaikat Jibril as mengajaknya pergi. Kepada beliau diperlihatkan bukit Safa, Marwah dan perbatasan tanah Haram, lalu diperintahkan untuk menancapkan batu-batu pertanda. Ibrahim as adalah orang yang pertama menegakkan batasan tanah Haram setelah ditunjukkan oleh malaikat Jibril as. Pada tanggal 7 Zulhijah, Nabi Ibrahim as berkhutbah di Mekah ketika matahari condong ke Barat (tergelincir), sementara Nabi Ismail as duduk mendengarkan. Pada esok harinya, keduanya keluar berjalan kaki sambil bertalbiyah dalam keadaan berihram. Masing-masing membawa bekal makanan dan tongkat untuk bersandar. Hari itu dinamakan hari Tarwiah.

Di Mina, keduanya melaksanakan salat Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh. Mereka tinggal di sebelah kanan Mina sampai terbit matahari dari gunung Tsubair (waktu Dhuha), kemudian keduanya keluar Mina menuju Arafah. Malaikat Jibril as menyertai mereka berdua sambil menunjukkan tanda-tanda batas sampai akhirnya mereka tiba di Namirah. Malaikat Jibril as menunjukkan pula tanda-tanda batas Arafah. Nabi Ibrahim as sudah mengetahui sebelumnya lalu berkata, : عَرَفْتُ ,artinya: Aku sudah mengetahui, maka daerah itu dinamakan Arafah.


4. Ketika tergelincir matahari, malaikat Jibril as bersama keduanya menuju suatu tempat (sekarang tempat berdirinya Masjid Namirah), kemudian Nabi Ibrahim as berkhutbah dan Nabi Ismail as duduk mendengarkan, lalu mereka salat jamak taqdim Zuhur dan Asar. Kemudian malaikat Jibril as mengangkat keduanya ke bukit dan mereka berdua berdiri sambil berdoa hingga terbenam matahari dan hilang cahaya merah. Kemudian mereka meninggalkan Arafah berjalan kaki hingga tiba di Juma‘ (daerah Muzdalifah sekarang). Mereka salat Maghrib dan Isya di sana, sekarang tempat jamaah haji melaksanakan salat. Mereka bermalam di sana hingga terbit fajar keduanya diam di Quzah. Sebelum terbit matahari, mereka berjalan kaki hingga tiba di Muhassir. Di tempat ini mereka mempercepat langkahnya. Ketika sudah melewati Muhassir, mereka berjalan seperti sebelumnya. Ketika tiba di tempat jumrah, mereka melontar jumrah Aqabah tujuh kerikil yang dibawa dari Juma’. Kemudian mereka tinggal di Mina pada sebelah kanannya, lalu keduanya menyembelih hewan kurban di tempat sembelihan. Setelah itu memotong rambut dan tinggal beberapa hari di Mina untuk melontar tiga jumrah pulang bali saat matahari mulai naik. Pada hari Shadr, mereka keluar untuk salat Zuhur di Abthah. Itulah ritual ibadah haji yang ditunjukkan oleh malaikat Jibril as sesuai permintaan Nabi Ibrahim as, …..tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami….” (QS Al Baqarah : 128).



5. Sejarah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as di Makkah

PERINTAH ibadah haji sebagai seruan Nabi Ibrahim as dilakukan segera setelah Ibrahim as beserta putranya Ismail as menyelesaikan pembangunan Ka’bah. “Monumen” bagi keduanya kini adalah Maqam Ibrahim dan Hijr Ismail. Pembangunan Baitullah ini dilakukan oleh Ibrahim as ketika beliau datang ke Mekah untuk yang kelima kalinya sekaligus yang terakhir. Lalu saat peristiwa apa saja Ibrahim as ke Makkahh ?



Pertama : Mengantar Siti Hajar dan Ismail

Ibrahim as, Siti Hajar, dan Ismail as berangkat dari Hebron bergerak ke arah tenggara menyusuri rute kafilah yang dikenal sebagai rute wewangian (incense route) sejauh  1.200 km dan tiba di lembah tandus pegunungan Sirat yang puncak-puncaknya meliputi Jabal Ajyad, Jabal Qubais, Jabal Qu’aiq’an, Jabal Hiro, dan Jabal Tsur. Lembah itu bernama Bakkah (Mekah). Siti Hajar dan Ismail as diantarkan ke Mekah karena istri tua Ibrahim Siti Sarah mencemburui Hajar yang telah memberikan putra kepada Ibrahim. Atas perintah Allah SWT Siti Hajar dan putranya ditinggal di bawah sebuah pohon oleh Ibrahim as yang kembali ke Palestina menemui Sarah. Nabi Ibrahim as berdoa menengadahkan tangan, menyebut nama Allah, menitipkan Siti Hajar dan Ismail as di bawah perlindungan dan keselamatan Allah SWT.

Saat air susu habis dan tak ada air, Siti Hajar menaiki bukit Shafa mencari air untuk putranya atau kalau-kalau ada kafilah yang dapat membantu. Ketika tak ada siapapun yang lewat, Siti Hajar berjalan menuruni bukit, lembah, dan mendaki ke bukit Marwah. Melihat ke sekeliling namun tak ada apa-apa pula. Tujuh kali balik dilakukan, hingga akhirnya Allah mengeluarkan air zamzam di tempat Ismail ditinggalkan. Kelak inilah yang mendasari prosesi haji yang bernama Sai.



Kedua: Menyembelih Ismail as

Saat Ismail berusia 11-12 tahun, Ibrahim as menemui keluarganya di Mekah yang telah berubah dibandingkan situasi saat pertama datang. Baru saja melepas rindu, Allah SWT. memerintahkan melalui mimpi agar menyembelih Ismail as.

Meskipun mengalami kegalauan, namun akhirnya berkat ketaatan Ibrahim as dan kesabaran Ismail as, yaa abati af’al maa tu’maru – wahai ayahku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, maka perintah itu dapat dilaksanakan. Allah pun menggantikannya dengan sembelihan Qibas (salah satu jenis kambing).

Soal ujian pengorbanan dalam bentuk apapun, Allah sebenarnya tidak bermaksud menganiaya hamba-hamba-Nya, melainkan sekadar “sarana” untuk meningkatkan mutu keimanan dan amal salehnya semata. Dalam ibadah haji, penyembelihan hewan “hadyu” ini dilaksanakan setelah Jumratul Aqabah atau pada hari-hari tasyrik.



Ketiga: Mengganti palang pintu rumah

Setelah Ismail as berumah tangga dengan memperistri wanita dari suku Jurhum dan Siti Hajar telah meninggal, Ibrahim as datang bersilaturahmi. Namun tidak bertemu dengan putranya karena sedang berburu dalam waktu yang cukup lama. Hanya menantunya yang ada, namun Ibrahim merahasiakan identitas dirinya. Ketika ditanyakan bagaimana keadaan rumah tangga mereka, istri Ismail as tersebut mengeluh tentang kesulitan dan kemiskinan hidup mereka, serta tak ada kebahagiaan sama sekali. Ketika pamit, Ibrahim berpesan kepada menantunya jika Ismail pulang sampaikan salam dan disarankan agar mengganti palang pintu rumahnya. Ketika Ismail as kembali, lalu mendengar cerita istrinya tentang kedatangan tamu beserta pesan-pesannya itu, maka Nabi Ismail as mengerti. Kemudian ia segera menceraikan istrinya yang dinilai rewel, tak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, tidak sabar, serta tidak menghargai usaha suaminya tersebut.


Keempat: Mempertahankan palang pintu rumah

Setahun setelah kedatangan ketiga, Ibrahim as datang lagi ke Mekah untuk menemui putranya, lagi-lagi tak bertemu. Hanya istri Ismail as yang baru yang ditemui. Ia adalah putri sekh suku Jurhum yang bernama As Sayyidah binti Madad bin Amr. Sebagaimana yang lalu, Ibrahim as yang menyembunyikan identitas dirinya, menanyakan pula keadaan rumah tangga mereka.

Ibrahim berdoa Ya Allah berkahi daging dan air mereka.” (HR Bukhori). Seraya berpesan apabila suaminya pulang nanti agar palang pintunya tak perlu diganti. Demikianlah istri saleh yang senantiasa bersyukur dan tak pernah mengeluh atas hasil usaha suaminya.

Meskipun kedatangan ketiga dan keempat tidak berhubungan dengan ibadah haji, namun bangunan rumah tangga merupakan indikator kesuksesan haji. Hal ini sejalan dengan doa agar sekembalinya dari melaksanakan ibadah haji senantiasa mendapat perlindungan Allah dari “suu il munqolabi fiil maali wal ahli” (kejelekan harta dan keluarga).


Kelima: Membangun Ka’bah

Tanah yang menggunduk agak tinggi dekat sumur zamzam adalah lokasi pilihan “Ini adalah tempat yang dipilih Allah,” kata Ibrahim as kepada Ismail as (HR Bukhari), lalu keduanya membangun Ka’bah itu. Berbeda dengan bangunan Ka’bah sekarang, dahulu Ka’bah lebih pendek, tak berpintu, serta memanjang meliputi Hijr Ismail sekarang. Ada dua batu istimewa dalam proses pembangunan tersebut, yaitu Hajar al Aswad dan Maqam Ibrahim. Nantinya dalam ritual haji Hajar Aswad menjadi tempat mengawali dan mengakhiri tawaf. Setiap melewatinya mengecup atau ber-istilam. Adapun setelah tawaf, jemaah haji mesti salat 2 (dua) rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Allah SWT pun berfirman, dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, orang-orang yang beribadah, dan orang-orang yang ruku-sujud.” (QS Al Hajj 26).

Kita mengira bahwa Ibrahim as akan meluangkan waktu panjang di Mekah, namun nyatanya tidak, setelah Ka’bah dibangun, Ibrahim as kembali ke Bersyeba Palestina. Sebelumnya itu, Allah menyuruh Ibrahim as untuk mengumumkan kewajiban ibadah haji, berziarah ke Baitullah dengan tata cara (manasik) yang diajarkan Allah kepada Ibrahim a.s, “…..tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami…. (QS Al-Baqarah :128) dan Allah berfirman,serulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang dengan berjalan kaki, mengendarai unta kurus, datang dari segenap penjuru yang jauh“.

DAFTAR ISI
Widget by Putra Q-Ae