Suatu waktu saya minum teh panas bersama seorang
teman. Saat saya akan minum teh, saya tiup dulu karena teh masih panas.
Tiba-tiba teman saya tadi bilang tehnya jangan ditiup, bahaya! Hah
bahaya kenapa? Saya tanya pada teman saya tadi. Dengan nada bercanda
dia bilang “mulut kamu bau!”.
Dengan adanya larangan teman saya tadi, saya jadi ingat dulu waktu saya belajar mengaji pernah dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW melarang meniup makanan/ minuman panas. Setiap pelajaran yang saya terima dan hal itu saya anggap baik sebisa mungkin saya lakukan. Tapi karena kebiasaan dan lingkungan secara tidak langsung telah membentuk saya untuk secara reflek akan meniup makanan atau minuan yang panas, ya rasanya sulit menghilangkan kebiasaan meniup makanan atau minuman yang panas, apalagi kalau keburu kepingin.
Ternyata larangan teman saya tadi itu benar. Beberapa hari yang lalu saya melihat acara di TV yang menayangkan bahwa ternyata meniup makanan atau minuman yang panas dapat membahayakan tubuh. Alasannya sederhana namun sering kita remehkan. Begini pada waktu kita minum teh panas dan kita meniup teh tersebut, mulut kita akan menghembuskan karbon dioksida yang rumus kimianya CO2, ya kan? Sedangkan air teh rumus kimianya H2O. Kalau kita ingat pelajaran kimia waktu SMA dulu, H2O kalau bercampur dengan CO2 hasil reaksinya adalah H2CO3 yang disebut asam karbonat. Asam karbonat inilah yang berbahaya bagi tubuh kita. Menurut informasi yang saya dapat di internet, H2CO3 sama dengan asam cuka yang dapat menyebabkan minuman itu menjadi acidic.
Jika kita pikir, waktu kita mengeluarkan udara saat meniup, kita tidak hanya mengeluarkan gas hasil pernafasan. Tapi, secara tidak sadar kita juga mengeluarkan uap air dan berbagai partikel dari rongga mulut kita yang bisa meneppel pada makanan dan minuman yang akan kita makan atau kita minum. Partikel ini dapat berupa sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi dan mikroorganisme yang tinggal di dalam rongga mulut kita dimana partikel tersebut bersifat sebagai patogen.
So, jangan meniup makanan atau minuman yang akan kita makan ya. Dalam Islam ada beberapa hadis yang menjelaskan soal adab makan dan minum adalah :
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dia berkata:
Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu dia berkata:
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Ingat ya, yang dilarang adalah meniupnya. Jadi kalau mau makan atau minum yang panas-panas tunggu sampai dingin atau dikipas saja ya. Kalau dikipas kan tidak dilarang. Selain itu angin yang dihasilkan oleh kipas kan H2O, bukan CO2 seperti mulut kita.
Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/ & sumber lainnya
Terima kasih Anda telah membaca BAHAYA! Meniup makanan PANAS. Mungkin Anda tertarik ingin membaca artikel ©Kejahatan dan Kemuliaan yang lainya?
Dengan adanya larangan teman saya tadi, saya jadi ingat dulu waktu saya belajar mengaji pernah dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW melarang meniup makanan/ minuman panas. Setiap pelajaran yang saya terima dan hal itu saya anggap baik sebisa mungkin saya lakukan. Tapi karena kebiasaan dan lingkungan secara tidak langsung telah membentuk saya untuk secara reflek akan meniup makanan atau minuan yang panas, ya rasanya sulit menghilangkan kebiasaan meniup makanan atau minuman yang panas, apalagi kalau keburu kepingin.
Ternyata larangan teman saya tadi itu benar. Beberapa hari yang lalu saya melihat acara di TV yang menayangkan bahwa ternyata meniup makanan atau minuman yang panas dapat membahayakan tubuh. Alasannya sederhana namun sering kita remehkan. Begini pada waktu kita minum teh panas dan kita meniup teh tersebut, mulut kita akan menghembuskan karbon dioksida yang rumus kimianya CO2, ya kan? Sedangkan air teh rumus kimianya H2O. Kalau kita ingat pelajaran kimia waktu SMA dulu, H2O kalau bercampur dengan CO2 hasil reaksinya adalah H2CO3 yang disebut asam karbonat. Asam karbonat inilah yang berbahaya bagi tubuh kita. Menurut informasi yang saya dapat di internet, H2CO3 sama dengan asam cuka yang dapat menyebabkan minuman itu menjadi acidic.
Jika kita pikir, waktu kita mengeluarkan udara saat meniup, kita tidak hanya mengeluarkan gas hasil pernafasan. Tapi, secara tidak sadar kita juga mengeluarkan uap air dan berbagai partikel dari rongga mulut kita yang bisa meneppel pada makanan dan minuman yang akan kita makan atau kita minum. Partikel ini dapat berupa sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi dan mikroorganisme yang tinggal di dalam rongga mulut kita dimana partikel tersebut bersifat sebagai patogen.
So, jangan meniup makanan atau minuman yang akan kita makan ya. Dalam Islam ada beberapa hadis yang menjelaskan soal adab makan dan minum adalah :
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَن ْ النَّفْخِ فِي
الشُّرْبِ فَقَالَ رَجُلٌ الْقَذَاةُ أَرَاهَا فِي الْإِنَاءِ قَالَ
أَهْرِقْهَا قَالَ فَإِنِّي لَا أَرْوَى مِنْ نَفَسٍ وَاحِدٍ قَالَ
فَأَبِنْ الْقَدَحَ إِذَنْ عَنْ فِيكَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam melarang utk meniup ke dlm minuman. Kemudian seorang laki-laki
berkata, “Lalu bagaimana bila aku melihat kotoran di dlm bejana?” Beliau
bersabda: “Kalau begitu, tumpahkanlah.” Dia berkata lagi, “Sungguh, aku
tidaklah puas dgn sekali tarikan nafas.” Beliau bersabda: “Kalau
begitu, jauhkanlah bejana (tempat utk minum) dari mulutmu.” (HR.
At-Tirmizi no. 1887 & dinyatakan shahih oleh Al-Albani dlm 6912)Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الْإِنَاءِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang menghembuskan nafas di dlm bejana (ketika minum).” (HR. Muslim no. 227)Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا
وَقَعَ الذُّبَابُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ ثُمَّ
لِيَطْرَحْهُ فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ شِفَاءً وَفِي الْآخَرِ دَاءً
“Apabila
seekor lalat hinggap dlm tempat minum salah seorang dari kalian,
hendaknya dia mencelupkan lalat tersebut ke dlm minuman itu, kemudian
hendaknya dia membuangnya (lalat tersebut). Karena pada salah satu
sayapnya terdapat penyakit & pada sayap lainnya terdapat
penawarnya.” (HR. Al-Bukhari no. 3320)Ingat ya, yang dilarang adalah meniupnya. Jadi kalau mau makan atau minum yang panas-panas tunggu sampai dingin atau dikipas saja ya. Kalau dikipas kan tidak dilarang. Selain itu angin yang dihasilkan oleh kipas kan H2O, bukan CO2 seperti mulut kita.
Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/ & sumber lainnya