Gus Dur Dicium Artis
Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi
Gus Dur tanpa pake permisi. Jelas beberapa di antara mereka yang hadir
langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiai
nyentrik cuma diem aja disun (dicium) artis cantik
.
Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di
antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi
cuma bisa disimpan di dalam hati.
“Loh Gus, kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’”
Dengan santai dan.. silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengen.
“Loh Gus, kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’”
Dengan santai dan.. silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengen.
Pikiran Porno
Dalam suatu kesempatan Gus
Dur mengeluarkan sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak dimaksudkan
untuk menghina. Namun dengan itu bagian dari upaya Gus Dur menyampaikan
joke.”Alquran itu kita suci yang paling porno. Ya kan bener, di dalamnya
ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih
bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi porno kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau nggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus, Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih
bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi porno kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau nggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus, Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
Argometer Japan Yang Cepat
Di luar Hotel Hilton, Gus
Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara.
Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang banget,
menyalip taksi tersebut. Dengan bangga si Jepang berteriak, “Aaaah
Toyota made in Japan sangat cepat…!”
Enggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi tersebut. Si Jepang
teriak lagi “Aaaah Nissan made ini Japan sangat cepat.” Enggak lama
kemudian lewat lagi satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang
teriak lagi
“Aaaah Mitsubishi made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini bener-bener nasionalis.Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke si Jepang.
Supir taksi : “100 dolar please…”
Si Jepang : 100 dolars…?! Its not that far from the hotel…!!”
Gus Dur : “Aaaah… Argometer made in Japan kan sangat cepat sekali.!
“Aaaah Mitsubishi made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini bener-bener nasionalis.Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke si Jepang.
Supir taksi : “100 dolar please…”
Si Jepang : 100 dolars…?! Its not that far from the hotel…!!”
Gus Dur : “Aaaah… Argometer made in Japan kan sangat cepat sekali.!
Berdo’a Sebelum Makan
Waktu Gus Dur menjabat
Presiden RI, sekali waktu beliau bertemu dengan para romo (pastor)
seluruh Keuskupan Agung Semarang. Dan, tak ketinggalan Gus Dur
menyelipkan ceritanya. Ini pastor-pastor itu di sebuah negeri senang
berburu binatang buas.
Sekali waktu, selesai misa hari Minggu, seorang pastor pergi ke hutan
berburu binatang buas. Ia melihat seekor harimau. Langsung sang pastor
mengokang senapannya dan menembak: “Dor – dor!” Wah, ternyata
tembakannya meleset dan sang harimau balik mengejar sang pastor. Pastor
segera
berlari mengambil langkah seribu. Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut, dan mengatupkan tangannya berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati.
Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan, dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika sedang berdoa. Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak menerkam saya, malah malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya. Mengapa?” Jawab harimau: “Ya, saya sedang berdoa. Berdoa sebelum makan!”.heheee..
berlari mengambil langkah seribu. Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut, dan mengatupkan tangannya berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati.
Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan, dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika sedang berdoa. Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak menerkam saya, malah malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya. Mengapa?” Jawab harimau: “Ya, saya sedang berdoa. Berdoa sebelum makan!”.heheee..
TARAWIH DISKON
PADA masa kekuasaan Presiden Habibie, Gus Dur pernah mampir ke
rumah Pak Harto di Cendana. Gus Dur mengajak seorang yang disebut dengan
“kiai kampung” dari Metro, Lampung Tengah. Waktu itu bulan puasa.
Setelah berbuka dan omong-omong seperlunya, Pak Harto nyeletuk, “Gus Dur dan Pak Kiai ini bakal sampai malam kan di sini?”
“O tidak,” jawab Gus Dur. “Saya harus segera pergi, karena ada
janji dengan Gus Joyo, adik Sri Sultan Hamengkubuwono X. Tapi Pak Kiai
ini biar tinggal di sini. Maksudnya buat ngimami (menjadi imam) salat
taraweh, kan?”
“Tapi,” lanjut Gus Dur, “Sebelumnya perlu ada klarifikasi dulu?”
“Klarifikasi apa?” tanya Pak Harto.
“Harus jelas dulu, Tarawihnya mau pakai gaya NU? Kalau NU lama bagaimana, kalau NU baru bagaimana?” tanya Pak Harto makin heran.
“Loh apa ada macam-macam gaya NU? Kalau gaya NU lama, tarawihnya 23
rakaat. Gaya NU baru, diskon 60 persen (11 rakaat)!”Pak Harto cuma
ketawa, karena tidak terlalu paham. Dan Pak Kiai nyeletuk, “Iya, deh.
Diskon 60 persen pun nggak apa-apa,”
Harap diketahui, “Tarawih diskon” menjadi 11 rakaat itu adalah gaya Muhammadiyah.
Keluarga Pak Harto sendiri disebut orang “Hidup dengan cara
Muhammadiyah, mati dengan cara NU”. Sebab, Pak Harto pernah mengaku
bahwa dia semasa sekolah di Yogyakarta belajar di SMP Muhammadiyah (jadi
“berakidah” Muhammadiyah). Tapi ketika Bu Tien meninggal, rumahnya di
Cendana sibuk dengan macam-macam tahlilan (tiga hari, tujuh hari, 40
hari, 100 hari dan seterusnya), yang merupakan trade mark NU.
Jadi kalau Gus Dur menawarkan “Tarawih diskon” 11 rakaat itu, Pak
Harto dengan senang hati menerima saja. Itu artinya kembali ke
“khittah”.
Nyebut Bang,,!
PENAMPILAN Gus Dur ketika
memberikan pengantar pidato kenegaraan menyambut HUT ke-55 Kemerdekaan
RI di Sidang Paripurna DPR Agustus 2000, jauh berbeda dibanding saat ia
hadir di tempat yang sama untuk menjawab interpelasi DPR. Kali ini dia
tampak tegang. Wajahnya agak cemberut.
Namun segala ketegangan akhirnya cair juga. Para anggota DPR malah beberapa kali dibuat terpingkal-pingkal oleh guyonannya.
Di tengah-tengah pidato tanpa teks itu, Gus Dur bercerita tentang seorang kondektur bus asal Sumatera Utara yang bergelantungan di pintu bus. Ketika bus melaju kencang, rupanya sopir bus tak tahu kalau sang kondektur
terjatuh kesenggol bus lain. Sang kondektur pun jatuh tersungkur. Kepalanya langsung membentur jalan dan retak. Napasnya sudah Senin Kemis terputus-putus.
Saat itulah datang seorang Betawi yang mencoba menolong kondetktur yang sekarat itu.
“Bang nyebut bang, nyebut,” katanya sambil mendekatkan mulutnya ke telinga kanan kondektur itu.
Maksud orang Betawi ini, agar kondektur yang sekarat tadi menyebut kalimat Syahadat La ilaha ilallah, sebelum meninggal. Tapi karena kondektur tadi bukan orang Islam, dia mengaitkan permintaan nyebut tadi dengan profesinya.
Maka sesaat sebelum menghembuskan napas terakhirnya, sang kondektur tadi sempat menyebut, “Blo..M-Depo….Blo M-Depo…”.
Di tengah-tengah pidato tanpa teks itu, Gus Dur bercerita tentang seorang kondektur bus asal Sumatera Utara yang bergelantungan di pintu bus. Ketika bus melaju kencang, rupanya sopir bus tak tahu kalau sang kondektur
terjatuh kesenggol bus lain. Sang kondektur pun jatuh tersungkur. Kepalanya langsung membentur jalan dan retak. Napasnya sudah Senin Kemis terputus-putus.
Saat itulah datang seorang Betawi yang mencoba menolong kondetktur yang sekarat itu.
“Bang nyebut bang, nyebut,” katanya sambil mendekatkan mulutnya ke telinga kanan kondektur itu.
Maksud orang Betawi ini, agar kondektur yang sekarat tadi menyebut kalimat Syahadat La ilaha ilallah, sebelum meninggal. Tapi karena kondektur tadi bukan orang Islam, dia mengaitkan permintaan nyebut tadi dengan profesinya.
Maka sesaat sebelum menghembuskan napas terakhirnya, sang kondektur tadi sempat menyebut, “Blo..M-Depo….Blo M-Depo…”.
Menyengsarakan Anggota DPR
SUATU hari di negara antah berantah, muncul suatu kebijakan baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya di negara lain.
Kebijakan itu yakni, setiap orang yang berstatus wakil dinaikkan pangkatnya. Wakil presiden jadi presiden, wakil direktur menjadi direktur, wakil komandan menjadi komandan wakil gubernur menjadi gubernur, wakil RT menjadi ketua RT dan seterusnya. Yang penting dalam program ini tidak ada penggusuran posisi. Perkara ada posisi ganda, itu bisa diatur dalam
pembagian tugasnya.
Masalah pembengkakan anggaran, semua ditanggung oleh negara. Sesudah mantap dengan rencana itu, diajukanlah program ini ke DPR untuk mendapatkan persetujuan mereka. Ternyata mereka menolak. Betul-betul menolak keras. Bahkan, ditolak mentah-mentah dengan sangat keras.
Alasannya, program ini menyengsarakan anggota DPR. Bayangkan, mereka akan berubah status dari wakil rakyat menjadi rakyat.
Terima kasih Anda telah membaca HUMOR A’LA GUS DUR (2). Mungkin Anda tertarik ingin membaca artikel ©Kejahatan dan Kemuliaan yang lainya?
Kebijakan itu yakni, setiap orang yang berstatus wakil dinaikkan pangkatnya. Wakil presiden jadi presiden, wakil direktur menjadi direktur, wakil komandan menjadi komandan wakil gubernur menjadi gubernur, wakil RT menjadi ketua RT dan seterusnya. Yang penting dalam program ini tidak ada penggusuran posisi. Perkara ada posisi ganda, itu bisa diatur dalam
pembagian tugasnya.
Masalah pembengkakan anggaran, semua ditanggung oleh negara. Sesudah mantap dengan rencana itu, diajukanlah program ini ke DPR untuk mendapatkan persetujuan mereka. Ternyata mereka menolak. Betul-betul menolak keras. Bahkan, ditolak mentah-mentah dengan sangat keras.
Alasannya, program ini menyengsarakan anggota DPR. Bayangkan, mereka akan berubah status dari wakil rakyat menjadi rakyat.