GusDur:
Kopral ke sini kamu … (setelah dayang …) saya perintahkan kamu untuk
terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100
kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak punya otak … nyuruh
berenang bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi
meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi
Cumi … kira-kira siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! …
Sate babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?a
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi! (//mbs)
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?a
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi! (//mbs)
Sumber : Okezone.com, Selasa, 1 September 2009
Gusdur di plintir media
Gus
Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang
kebiasan salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan yang
pernah dikeluarkannya.
Dia
mencontohkan, ketika berkunjung ke Sumatera Utara ditanya soal
pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris
di Indonesia, dia mengatakan, pada saatnya nanti akan mengajarkan
demokratisasi di Singapura. Namun, sambungnya, media massa mengutip dia
akan melakukan demo di Singapura.
Walah … walah, gitu aja kok repot! (//mbs)
Kuli dan kyai
Rombongan
jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab
Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut
barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara
kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: “Lho kenapa Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”(//ahm)
Sumber: okezone.com, Kamis, 2 April 2009 – 15:05 wib
Jenderal
Pada saat selesai melantik WAKAPOLRI di Istana, Gus Dur mengadakan konferensi pers dengan wartawan.
Pada kesempatan itu, salah satunya diungkapkan tentang permintaan Gus Dur agar Jenderal Surojo BIMANTORO -
KAPOLRI – mengundurkan diri.
KAPOLRI – mengundurkan diri.
Ketika konferensi pers itu usai, dan Gus Dur dipapah memasuki mobil, beberapa wartawan mulai tidak mengerubutinya lagi.
Gus Dur berkata :”Hei, saya masih punya satu informasi lagi. Kalian mau tidak?”
“Apa itu Gus ?” tanya para wartawan serentak.
“Saya mau sebutkan nama seorang jenderal yang paling berbahaya dan berpotensi mematikan siapa saja,” ujar Gus Dur.
“Saya mau sebutkan nama seorang jenderal yang paling berbahaya dan berpotensi mematikan siapa saja,” ujar Gus Dur.
“Wah,
siapa itu Gus ?” keroyok para wartawan yang tadinya sudah mulai
menjauh. Mereka berlarian untuk mendapatkan berita eksklusif itu.
“Ok, saya akan katakan,” kata Gus Dur meyakinkan.” Jenderal itu adalah Jendral..(General) Electric …”
“Wooo kok itu sih Gus ?” protes para wartawan.
“Lha kalian ini, maunya bikin gosip melulu. Lha saya kan bener kalau General Electric itu paling berbahaya. Coba, mau nggak kamu kesetrum lampunya General Electric ? Berbahaya khan ?!, kamu bisa mati kan kalau kesetrum????”
“Lha kalian ini, maunya bikin gosip melulu. Lha saya kan bener kalau General Electric itu paling berbahaya. Coba, mau nggak kamu kesetrum lampunya General Electric ? Berbahaya khan ?!, kamu bisa mati kan kalau kesetrum????”
Kombak-Kambek Rp. 5000
Seorang
wisatawan asal Amerika, kata Gus Dur, datang ke Jogjakarta ingin
melihat-lihat beberapa tempat wisata. Seminggu dia berada di kota gudeg
itu, setelah mengunjungi beberapa tempat wisata kali ini ia ingin ke
kebun binatang Gembira Loka.
Setelah
bertanya letak kebun binatang itu kepada petugas hotel tempatnya
menginap, akhirnya ia putuskan untuk mengunjunginya dengan naik becak.
Sebab semua jenis angkutan sudah pernah ia coba kecuali becak.
Sambil membawa ransel kecilnya turis inipun segera memanggil tukang becak yang mangkal di depan hotelnya.
“How much to Gembira Loka?” tanya sang turis.
Sambil memekarkan lima jari tangan kanannya si tukang becak menjawab, “five thousand kombak-kambek mister !”.
Tiang listrik bengkok
Suatu
kali, Gus Dur bepergian bersama rombongan kyai NU dengan naik bus .
Seorang kyai dalam rombongan itu dikenal punya hobi menyandarkan
tangannya di jendela mobil . Kadang tangannya samapi ke luar jendela .
Dan
betul, saat perjalanan itu, tangan sanga kyai itu keluar dari jendela.
Kebetulan Gus Dur melihatnya, lalu iapun mengingatkan pak kyai ini
agar memasukkan tangannya, suapay tidak cedera kalau-kalau menyenggol
tiang listrik . Kyai itu menolak .
Merasa
jengkel peringatannya tidak dihiraukan, akhirnya Gus Dur bilang ”
Tolong, pak kyai, tangannya jangan dikeluarkan, kalau kesenggol tiang
listrik, tiang lisriknya bisa bengkok.”
Sang kyai segera memasukkan tangannya – tampaknya dia puas “kesaktian”nya diakui.
Sang kyai segera memasukkan tangannya – tampaknya dia puas “kesaktian”nya diakui.
Eternit
Suatu
kali ada seorang Kiai asal Madura yang membanggakan pembangunan
pesantrennya pada Gus Dur. “Wah pesantren saya sudah jadi. Lengkap
bangunannya luas, bertingkat,” katanya dengan wajah bangga. “Kapan-kapan
Gus Dur harus ke sana, soalnya sudah lengkap dengan eternit” tambahnya
lagi.
“Eternit “? Tanya Gus Dur sambil berfikir setiap bangunan kan memang perlu eternit (langit-langit plafon-red)
“Itu yang pakai ada komputernya,” jelasnya lagi.
“Ohh…. Internet,” jawab Gus Dur bersama-sama beberapa orang yang hadir.
Mengapa Clinton Ngakak?
Saat
Presiden Gus Dur bertemu Presiden AS Bill Clinton, Januari 2000, tentu
saja banyak diliput pers. Koran-koran Amerika memuat foto Gus Dur
bersama Bill Clinton, dan Clinton terlihat ketawa terbahak sampai
kepalanya mendongak.
Apa yang dikatakan Gus Dur sampqi membuat Clinton terpingkal-pingkal begitu?
Menurut Gus Dur, barangkali tentang joke yang disampaikan Presiden John Kennedy.
Gus
Dur bercerita, suatau hari Kennedy mengajak serombongan wartawan ke
ruang kerja Presiden AS. Di salah satu dindingnya ada sebuah lubang
kecil tempat Presiden Dwight Eisenhower menaruh peralatan golfnya.
“Ini lho, perpustakaannya Eisenhower,” kata Kennedy mengejek pendahulunya itu. Clinton terpingkal mendengarkan cerita Gus Dur itu.
“Ini lho, perpustakaannya Eisenhower,” kata Kennedy mengejek pendahulunya itu. Clinton terpingkal mendengarkan cerita Gus Dur itu.
Dari mana Tus Dur mendapat cerita itu? “Saya baca di buku Ted Sorrensen,” kata Gus Dur.
“Lho jadi Presiden Clinton sendiri tidak tahu cerita itu?” tanya Jaya Suprana.
“Ya
mungkin nggak tahu, sebab dia nggak baca buku. Mana mungkin Presiden
Amerika baca buku? Kalau dia baca buku berarti kelihatan dia nggak
punya kerjaan.
Nah, kalau Presiden Indonesia, justru harus baca buku sebab nggak ada kerjaan,” timpal Gus Dur.
Salah Sebut
SAAT
diundang pada suatu acara di Malang Jawa Timur, Gus Dur ditunggu
banyak pihak. Banser pun yang selalu sibuk bila Gus Dur ada acara di
daerahnya juga memantau melalui HT yang selalu digenggamnya. Salah
seorang anggota Banser berada di Bandara Abdurrahman Saleh, Malang. Ia
senantiasa melaporkan perkembangan di sana setiap saat.
Begitu
pesawat yang ditumpangi Gus Dur mendarat, dia senang bukan main. Maka
dengan penuh semangat dia langsung melapor ke panitia lokasi acara,
melalui HT nya. Karena begitu bersemangat diapun gugup tak karuan.
“Halo,
kontek, kontek! Kiai Abdurrahman Saleh sudah mendarat di bandara
Abdurrahman Wahid,” katanya. Tentu saja panitia yang menerima
laporannya kaget dan sekaligus tertawa.
Gila NU
RUMAH
Gus Dur di kawasan Ciganjur sehari-harinya tak pernah sepi dari tamu.
Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini
datang silih berganti baik yang dari kalnagn NU maupun bukan. Tak
jarang mereka datang dari luar kota.
Menggambarkan
fanatisme orang NU, menurut Gus Dur ada tiga tipe orang NU. “Kalau
mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan
membicarakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya
komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang
NU jenis kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam
duabelas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur
untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” katanya.
Orang jenis ketiga, Gus?
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu saya jam dua.
Saudara Kamar Mandi
SUATU
ketika seorang Kiai kedatangan tamu seorang Bupati. Sang Kiai dalam
sambutannya mengatakan, “Kami sudah membangun beberapa kamarmandi dan
saudara-saudaranya,” Hadirin pun bingung mendengarnya, termasuk pak
Bupati.
Ternyata yang
dimaksud sang Kiai selain kamar mandi juga telah dibangun WC. Karena
di depan para tamu dan orang banyak, sang Kiai segan menyebut kata WC.
Maka ia menghaluskan kata itu, karena dianggap kurang patut
Malu dan Kemaluan
KISAH
ini terjadi di Jawa Timur (Jatim). Suatu kali ada seorang caleg (calon
legislative) PKB marah-marah karena namanya tidak masuk dalam daftar
calon terpilih. K.H . Hasyim Muzadi (Yang saat itu adalah Ketua DPWNU
Jatim) bilang, “Wis to (sudahlah-red), soal caleg itu kan masalah
dunia. Itu soal kecil.”
Tapi caleg batal itu tetap jengkel, kata si Caleg, “Bukan begitu Kiai. Tapi ini masalah kemaluan.”
Sambil terkekeh, Gus Dur berkomentar, ” Ya begitu itu orang NU. Malu dan kemaluan dicampur-campur.”
”Nyedot kang ?“
”
Para santri dilarang keras merokok !” Begitulah aturan yang berlaku di
semua pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras asuhan Kyai
Fattah, tempat Gus Dur pernah nyantri . Tapi, namanya santri, kalau
tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol .
Suatu
malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam .
Suasanapun jadi gelap gulita . Para santri ada yang tidak peduli, ada
yang tidur tapi ada juga yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar .
Diluar
sebuah rumah, ada seseorang sedang duduk-duduk santai sambil merokok .
Seorang santri yang kebetulan melintas di dekatnya terkejut melihat
ada nyala rokok di tengah kegelapan itu .
“Nyedot , Kang?” sapa si santri sambil menghampiri “senior”nya yang sedang asyik merokok itu.
langsung
saja orang itu memberikan rokok yang sedang dihisapnya kepada sang
“yunior”. Saat dihisap, bara rokok itu membesar, sehingga si santri
mengenali wajah orang tadi .
saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya .
saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya .
” Hei , rokokku jangan dibawa ! ” teriak Kyai Fattah .
Indonesia Minta di Jajah
Dalam
sebuah seminar beberapa tahun yang lalu Gus Dur mengungkapkan bahwa
Belanda bukan sebuah negara yang besar, tidak punya modal, tidak punya
pemikir-pemikir ulung, jadi mereka tidak memberikan apa-apa kepada
kita, malah merampok kita habis-habisan.
Lain
dengan India yang dijajah Inggris, atau Filipina yang dijajah Amerika.
Negara-negara penjajah yang itu punya sesuatu yang diberikan kepada
negara-negara yang dijajah, misalnya saja tentang sistim hukum yang
lebih teratur, dsb.
Nah, lalu ada pemikiran gila, supaya Inggris dan Amerika memberikan sesuatu kepada kita.
Bagaimana caranya?
Kita nyatakan perang melawan Inggris dan Amerika!
Kita nyatakan perang melawan Inggris dan Amerika!
Lho, kenapa begitu?
Logikanya kita kan pasti kalah, jadi kita akan dijajah lagi oleh Amerikan dan Inggris.
Logikanya kita kan pasti kalah, jadi kita akan dijajah lagi oleh Amerikan dan Inggris.
Masalahnya sekarang, bukannya kalau kita kalah.
Masalahnya adalah, bagaimana kalau Indonesia yang menang ???
Masalahnya adalah, bagaimana kalau Indonesia yang menang ???
Takut Istri
Memberikan
contoh dengan lelucon adalah kebiasaan Gus Dur ketika berpidato.
Tujuannya, kata kyai ini agar hadirin dapat memahami maksud dari apa
yang disampaikan.
Dalam
sebuah forum yang membahas soal kesetaraan laki-laki dan perempuan,
seorang peserta bertanya kepada kyai eksentrik ini, yang isinya mungkin
agak “pribadi.”
Peserta itu bertanya, apakah Kyai sebesar Gus Dur juga takut pada istri?
Mendengar pertanyaan yang “sensistif” itu Gus Dur menjelaskan dengan “bijak” (jika tidak mau disebut berkelit).
“Begini
ya….. Saya punya cerita,” kata Gus Dur memulai, sementara peserta
sudah siap-siap dengan serius mendengarkan jawaban tentang “jeroan”
rumah tangga Gus Dur.
“Nanti di akhirat, orang dibagi dua barisan,”
Gus Dur melanjutkan,”barisan pertama untuk orang-orang yang takut sama istrinya. Barisan kedua untuk yang berani sama istrinya.”
Peserta seminar yang tadinya serius, langsung dapat menerka ini pasti guyonan.
“Di barisan pertama orang antri berduyun-duyun. Ternyata di barisan kedua cuma ada satu orang, badanya kecil lagi.”
“Orang-orang di barisan pertama heran melihat si kecil itu sendirian. Mereka pikir berani sekali tuh orang kecil-kecil.”
Lalu
dikirim delelgasi dari barisan pertama untuk menanyakan. Datanglah
delegasi itu pada si kecil dia bertanya, “hey kamu koq berani banget
baris sendirian disini, emangya kamu nggak takut sama istri kamu?”
Mendengar pertanyaan itu, si kecil menjawab “Wah…. saya juga nggak tahu nih. Saya disini disuruh istri saya.”
Ats jawaban dai sang Kyai, seluruh peserta langsung terbahak. Tahulah mereka maksudnya, kesimpulannya semua laki-laki di dunia……
Becak, dilarang masuk !
Saat
menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan
saat itu, Mahfud MD ( buku ; setahun bersama Gus Dur, kenangan menjadi
menteri di saat sulit ) tentang orang Madura yang katanya banyak akal
dan cerdik .
Ceritanya
ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi
ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk” . Tukang becak itu masuk
ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang
berati jalan itu tidak boleh dimasuki oleh becak .
”
Apa kamu tidak melihat gambar itu? itu kan gambar becak tak boleh
masuk jalan ini,” bentak pak polisi . ” Oh saya melihat pak , tapi itu
kan gambarnya becak kosong, tidak ada pengemudinya . Becak saya kan ada
yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang
becak .
” Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? di bawah gambar itukan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi .
”
Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya
jadi polisi seperti sampeyan , bukan jadi tukang becak seperti ini ,”
jawab si tukang becak sambil cengengesan .
Hanyutnya Presiden Soeharto
Sudah
tentu mantan presiden Soeharto kebagian sentilan Gus Dur. Ceritanya,
suatu hari Pak Harto memancing di sebuah sungai. Bekas orang kuat itu
dikenal gemar memancing (dan barangkali bukan cuma ikan yang
dipancingnya). Saking asyiknya, Pak Harto tidak sadar bahwa air sungai
itu meluap, lalu terjadilah banjir besar.
Pak
Harto hanyut terbawa arus deras. Selama hanyut itu rupanya dia tak
sadarkan diri, dan ketika dia terbangun dia berada jauh dari tempatnya
semula. Keadaannya sangat sepi, hanya ada seorang petani, yang rupanya
telah menolong Pak Harto.
Merasa berutang budi dan sangat berterima kasih, Pak Harto berkata pada penolongnya itu.
“kamu tahu nggak saya ini siapa?” tanya Pak Harto.
“Tidak,” jawab si penolong.
“Tidak,” jawab si penolong.
“Saya ini Soeharto, Presiden Republik Indonesia.
Nah, karena kamu sudah menolong saya, maka kamu boleh minta apa saja yang kamu mau, pasti saya beri. Ayo katakan saja keinginan kamu.”
Nah, karena kamu sudah menolong saya, maka kamu boleh minta apa saja yang kamu mau, pasti saya beri. Ayo katakan saja keinginan kamu.”
“Saya cuma minta satu hal saja, Bapak Presiden,” kata sang penolong. “Katakan saja apa itu?” Kata Pak Harto.
“Tolong jangan bilang siapa-siapa bahwa saya yang menolong Bapak.”
Obrolan Tiga Presiden
Saking
udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat
RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama
Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja
yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa…setiap presiden selalu
ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak
lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat
kemudian dia berkata: “Wah kita sedang berada di atas New York!”
Presiden Indonesia (Gus Dur): “Lho kok bisa tau sih?”
“Itu.. patung Liberty kepegang!”, jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga
mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan
tangannya keluar. “Tau nggak… kita sedang berada di atas kota Paris!”,
katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: “Wah… kok bisa tau juga?”
“Itu… menara Eiffel kepegang!”, sahut presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat…
“Wah… kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!”, teriak Gus Dur.
“Wah… kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!”, teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tau sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.
“Ini… jam tangan saya ilang…”, jawab Gus Dur kalem.
Kaum Almarhum
Mungkinkah
Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih
dan sungguh-sungguh membela “ideologi”nya itu. Padahal hal tersebut
sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
“Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi.” Katanya.
Jin dan Tiga Manusia
Menurut
Gus Dur, pernah ada sebuah kapal berisi penumpang berbagai bangsa
karam. Ada tiga orang yang selamat, masing-masing dari Perancis,
Amerika dan Indonesia. Mereka terapung-apung di tengah laut dengan hanya
mengandalkan sekeping papan.
Tiba-tiba
muncul jin yang baik hati. Dia bersimpati pada nasib ketiga bangsa
manusia itu, dan menwarkan jasa. “Kalian boleh minta apa saja, akan
kupenuhi,” kata sang jin. Yang pertama ditanya adalah si orang
Perancis.
“Saya ini petugas lembaga sosial di Paris,” katanya.
“Banyak orang yang memerlukan tenaga saya. Jadi tolonglah saya dikembalikan ke negeri saya.” Dalam sekejap, orang itu lenyap, kembali ke negerinya.
“Banyak orang yang memerlukan tenaga saya. Jadi tolonglah saya dikembalikan ke negeri saya.” Dalam sekejap, orang itu lenyap, kembali ke negerinya.
“Kamu, orang Amerika, apa permintaanmu?”
“Saya
ini pejabat pemerintah. Banyak tugas saya yang terlantar karena
kecelakaan ini. Tolonglah saya dikembalikan ke Washington.”
“Oke,” kata jin, sambil menjentikkan jarinya. Dan orang Amerika lenyap seketika, kembali ke negerinya.
“Nah sekarang tinggal kamu orang Indonesia. Sebut saja apa maumu.”
” Duh, Pak Jin, sepi banget disini,” keluh si orang Indonesia. “Tolonglah kedua teman saya tadi dikembalikan ke sini.”
Zutt, orang Perancis dan Pria Amerika itu muncul lagi.
Gus Dur Beli Pesawat
Dalam
kunjungannya ke Amerika Serikat dulu, Pertengahan tahun 2000, Gus Dur
bertemu dengan eksekutif puncak Boeing, industri pusat raksasa pesawat
terbang. Orang pun bertanya-tanya, apa pula urusannya Gus Dur dengan
pembuat pesawat itu? Memangnya dia ahli pesawat terbang seperti
Habibie?
Akhirnya
kepala protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi mengungkapkan maksud
pertemuan itu; Gus Dur mau beli pesawat kepresidenan, yang selama ini
memang tidak pernah dimiliki oleh pemerintah indonesia. Kebiasaan Gus
Dur tetap ampuh; bikin pernyataan kontroversial di luar negeri, dan
menimbulkan reaksi di dalam negeri.
Pers
Indonesia pun sibuk mengusut rencana pembelian pesawat yang waktunya
dirasa tidak tepat itu. Krisis ekonomi saja sama sekali terlihat belum
diatasi, lha kok Presiden RI mau punya pesawat pribadi. “Perlu dong,”
kata Wahyu Muryadi sambil membandingkan dengan Presiden Amerika
serikat, yang sudah lama memiliki air force one yang mewah itu.
Dari
mana uang puluhan juta dollar untuk membeli pesawat itu? Menko Rizal
Ramli, yang bekas aktivis dan pengamat ekonomi yang kritis kok malah
bilang siap melaksanakan dan uang untuk pembelian pesawat sudah ada,
apa ini bukan pemborosan uang negara? Apa memang ada “uang nganggur” di
laci pemerintah? Apa Rizal Ramli ingin cari muka kepada bosnya?
Mendengar sikap siap melaksanakan Rizal Ramli,kritik publik kian gencar. Sampai Gus Dur sendiri kembali ke Jakarta.
Wartawan bertanya,”Gus, mengapa anda merasa perlu membeli pesawat boeing itu?”
Jawab Gus Dur; “Lho, siapa yang mau beli pesawat?”
Wahyu Muryadi dan Rizal Ramli kali ini yang pusing. Sudah sibuk membela rencana Gus Dur, eh yang dibela malah membantahnya.
Menebak usia mumi
Ini
cerita Gus Dur beberapa tahun yang lalu, sewaktu jaman orde baru .
Cerita tentang sayembara menebak usia mumi di Giza, Mesir . Puluhan
negara diundang oleh pemerintah Mesir, untuk mengirimkan tim ahli
paleoantropologinya yang terbaik . Tapi, pemerintah Indonesia lain dari
yang lain, namanya juga jaman orde baru yang waktu itu masih bergaya
represif misal banyaknya penculikan para aktivis . Makanya pemerintah
mengirimkan seorang aparat yang komandan intel .
Tim
Perancis tampil pertama kali, membawa peralatan mutakhir, ukur sana
ukur sini, catat ini dan itu, kemudian menyerah tidak sanggup . Pakar
Amerika perlu waktu yang lama, tapi taksirannya keliru . Tim Jerman
menyatakan usia mumi itu tiga ribu dua ratus tahun lebih sedikit, juga
salah . Tim Jepang juga menyebut di seputar angka tersebut, juga salah .
Giliran
peserta dari Indonesia maju, Pak Komandan ini bertanya pada panitia,
bolehkah dia memeriksa mumi itu di ruangan tertutup .
“Boleh, silahkan,” Jawab panitia .
Lima belas menit kemudian, dengan tubuh berkeringat pak komandan itu keluar dan mengumumkan temuannya kepada tim juri .
“Usia
mumi ini lima ribu seratus dua puluh empat tahun tiga bulan tujuh
hari,” Katanya dengan lancar, tanpa keraguan sedikit pun .
Ketua
dan seluruh anggota tim juri terbelalak dan saling berpandangan, heran
dan kagum . Jawaban itu tepat sekali ! Bagaimana mungkin pakar dari
Indonesia ini mampu menebak dengan tepat dalam waktu sesingkat itu ?
hadiah pun diberikan . Ucapan selamat mengalir dari para peserta,
pemerintah Mesir, perwakilan negara-negara asing dan sebagainya dan
sebagainya . Pemerintah pun bangga bukan kepalang .
Menjelang kembali ke Indonesia, Pak komandan dikerumuni wartawan dalam dan luar negeri di lobby hotel .
“Anda luar biasa,” kata mereka . ” Bagaimana cara anda tahu dengan persis usia mumi itu?”
Pak komandan dengan enteng menjawab,”saya gebuki, ngaku dia .”
Lebih Enak Jadi Makelar Motor
“Gus,
apakah Gus Dur ikut menjadi mak comblangnya Dessy dengan Latief?”
tanya wartawan pada saat isu pernikahan Menteri Tenaga Kerja A Latief
dengan artis Dessy Ratnasari beredar.
“Ah, nggak! Daripada jadi makelar begituan, lebih enak jadi makelar motor,” jawab Gus Dur.
Mendengar jawaban tersebut, si wartawan terus mengejar, “Apakah untungnya lebih besar kalau jadi makelar motor, Gus?”
“Bukan
begitu. Bayangkan, kalau menjadi makelar orang kawin itu susah. Kalau
makelar sepeda motor kan bisa ngelapi, dan nyobain, lalu numpaki. Coba,
mana bisa begitu kalau jadi makelar kawinan? Jangankan mau numpaki,
mencet klaksonnya saja dilarang,” jawab Gus Dur.
Semua presiden punya penyakit gila
Kita
masih ingat humor politik Gus Dur yang dilempar kepada Presiden Kuba
Fidel Castro. Ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Kuba, Gus Dur
memancing tawa saat menyelingi pembicaraannya dengan Castro bahwa semua
presiden Indonesia
punya penyakit gila.
punya penyakit gila.
Presiden
pertama Bung Karno gila wanita, presiden kedua Soeharto gila harta,
presiden ketiga Habibie benar-benar gila ilmu, sedangkan Gus Dur
sendiri sebagai presiden keempat sering membuat orang gila karena yang
memilihnya juga orang-orang gila.
Sebelum
tawa Castro reda, Gus Dur langsung bertanya. “Yang Mulia Presiden
Castro termasuk yang mana?” Castro menjawab sambil tetap tertawa, “Saya
termasuk yang ketiga dan keempat.”
Apa
selesai sampai di situ? Tidak. Ketika mengunjungi Habibie di Jerman,
oleh orang dekat Habibie, Gus Dur diminta mengulangi cerita lucunya
dengan Castro itu. Merasa tak enak untuk menyebut Habibie benar-benar
gila atau gila beneran, Gus Dur memodifikasi cerita tersebut. Kepada
Habibie, dia mengatakan, dirinya bercerita kepada Castro bahwa presiden
Indonesia hebat-hebat.
Kata
Gus Dur, Presiden Soekarno negarawan, Presiden Soeharto seorang
hartawan, Presiden Habibie ilmuwan, sedangkan Gus Dur wisatawan.
Selain
menghindari menyebut Habibie benar-benar gila, jawaban itu sekaligus
merupakan jawaban Gus Dur yang bersahabat atas kritik bahwa dirinya
sebagai presiden banyak pergi ke luar negeri seperti berwisata saja.
HUMOR A’LA GUS DUR (2)
Terima kasih Anda telah membaca HUMOR A’LA GUS DUR. Mungkin Anda tertarik ingin membaca artikel ©Kejahatan dan Kemuliaan yang lainya?
HUMOR A’LA GUS DUR (2)