Istilah Caruban mungkin bermakna “Campuran”
disini dahulu tempat berkumpulnya semua golongan masyarakat mulai dari petani,
bangsawan, pejabat untuk adu jago, maka tempat ini kemudian disebut Caruban.
Caruban merupakan wilayah pedesaan yang sangat tua, disini juga pernah menjadi
ibukota pemerintahan Kabupaten.
Pada perang Trunojoyo, Caruban pertama kali
dilalui pasukan tempur Kompeni dibawah pimpinan Jendral Hurd dengan 214 tentara
Belanda, 1.000 prajurit Mataram. Tanggal 5 Oktober 1678 mereka menyeberangi
Sungai Madiun di Desa Kajang kemudian lewat Caruban menuju ke lereng Gunung
Kelud, Kediri.
Pada masa pemberontakan Untung Suropati
terhadap Kompeni Belanda tahun 1684, dilanjutkan perebutan tahta Kasunanan
Kartosuro antara Sunan Mas dengan Pamannya Pangeran Puger, rakyat Caruban ikut
andil dalam memerangi Kompeni Belanda di bawah pimpinan Demang Tampingan
bergabung dengan Pangeran Mangkunegoro IV, Bupati Madiun.
Desa Krajan merupakan pusat pemerintahan
Kabupaten di Caruban.
Bupati Caruban bernama
1.
Raden Cokrokusumo I
atau Tumenggung Alap-alap, beliau semula pegawai tinggi dari Kasultanan Demak,
putra sulung Raden Pecattondo II, Raden Pecattondo I sebagai Adipati Terung
(wilayah Majapahit terakhir)
2.
Raden Cokrokusumo II berjuluk Tumenggung
Emprit Gantil,
3.
Raden Tumenggung
Notosari.
Bupati Raden Tumenggung Notosari adalah putra Bupati Jipang yaitu, Raden
Tumenggung Purwowidjoyo (putra Susuhunan Paku Buwono I dari garwa selir).
Dari perintah Bupati Notosari inilah
kemungkinan salah satu desa di Caruban yang bernama “Kuncen” selatan Desa
Sidodadi dijadikan Desa Perdikan, yaitu sebagai tempat makam keluarga Bupati
Raden Tumenggung Notosari dan para pengikutnya. Piagam keperdikaan desa ini
menunjukan tahun wawu 1627 saka atau 1705 masehi oleh Susuhunan Paku Buwono I.
4.
Raden Tumenggung
Wignyosubroto
putra bupati sebelumnya, memindahkan ibukota kabupaten ke arah Caruban sekarang
atau disebut Desa Tompowijayan atau Bangunsari sekarang.
5.
Raden Tumenggung
Djayengrono,
putra Bupati Ponorogo yang bernama Pangeran Pedanten, Beliau kawin dengan putri
Pangeran Mangkudipuro Bupati yang dipindah oleh Sultan Hamengku Buwono I dari
Madiun ke Caruban.
Jadi Desa Kuncen Caruban ditetapkan sebagai
Desa Perdikan karena disitu di makamkan para Bupati dan bangsawan keturunan
dari Kasunanan Kartosuro. Para Bupati yang di makamkan disini yaitu:
1. Raden Cokrokusumo I,
2. Raden Cokrokusumo II,
3. Raden Tumenggung Notosari,
4. Raden Tumenggung Wignyosubroto,
5. Pangeran Mangkudipuro,
6. Raden Tumenggung Djayengrono.
Terima kasih Anda telah membaca Babad MADIUN (bagian 16). Mungkin Anda tertarik ingin membaca artikel ©Kejahatan dan Kemuliaan yang lainya?