Pada masa
pemerintahan Ki Ageng Reksogati dan Pangeran Timur nama Madiun belum ada,
daerah ini dulu disebut Kabupaten Purabaya. Asal kata Madiun mempunyai banyak
versi, yang ditinjau dari berbagai sudut pandang, diantaranya yaitu : gabungan
dari : kata “medi” (hantu) dan “ayun-ayun” (berayunan), yaitu dikisahkan ketika
Ki Mpu Umyang / Ki Sura bersemedi untuk membuat sebilah keris di sendang
panguripan (sendang amerta) di Wonosari (Kuncen) diganggu gendruwo/hantu yang
berayun-ayun di pinggir sendang, maka keris tersebut diberi nama ”Tundung
Mediun”.
Kemudian cerita lain
berasal dari “Mbedi” (sendang) “ayun-ayunan” (perang tanding) yaitu perang
antara Prajurit Mediun yang dipimpin oleh Retno Djumilah di sekitar sendang.
Kata ”Mbediun” sendiri sampai sekarang masih lazim diucapkan oleh masyarakat,
terutama di daerah Kecamatan Kare, Madiun. Mereka mengucapkan Mbediun untuk
menyebutkan Madiun.
Versi berikutnya adalah
Madya-ayun yaitu Madya (tengah) ayun (depan), Pangeran Timur adalah adik ipar
atau putra bungsu Sultan Trenggono yang sangat di hormati oleh Sultan
Hadiwijoyo di Kasultanan Pajang, maka pada waktu acara pisowanan beliau selalu
duduk sejajar dengan Sultan Hadiwijoyo di Madya ayun (tengah depan).
Terima kasih Anda telah membaca Babad MADIUN (bagian 3). Mungkin Anda tertarik ingin membaca artikel ©Kejahatan dan Kemuliaan yang lainya?